Selain di Indonesia, para pelaku juga beraksi di 21 negara lain seperti Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. Total 64 bank pun telah dibobol komnplotan ini.
"Dari 64 bank yang dibongkar paksa, sejumlah 1.480 kartu yang digunakan untuk mengambil uang para nasabah," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta.
Sampai saat ini kepolisian masih terus memburu dan membuka perkara kejahatan skimming ATM ini. Dugaan ada pelaku lainnya masih dalam pencarian polisi. Karena itu, nasabah harus perhatikan dan berhati-hati ketika bertransaksi di ATM.
Salah satu caranya dengan menghindari transaksi di ATM yang kondisinya sepi dan tanpa pejagaan petugas keamanan. Kombes Nico Afinta menjelaskan, tindakan para tersangka paling banyak dilakukan di Indonesia. Perkiraan mencapai 13 bank dan total kartu 1.314.
Dengan di ikuti Australia 5 bank, Inggris 6 bank, Jerman 8 bank, dan Amerika Serikat 6 bank. Dia melanjutkan, 16 negara lainnya yakni Kanada, Prancis, Swiss, Afrika Selatan, Singapura, Denmark, Japan, India, Islandia, Arab Saudi, Hong Kong, New Zealand, Norwegia, Cili, Belgia dan Italia.
Selain mengamankan pelaku, polisi juga megamankan puluhan barang bukti terkait kejahatan skimming. Antara lain, sejumlah ATM duplikasi yang telah diisi data nasabah dan juga alat untuk membuat Skimmer.
Dan hasil penyelidikan sementara, para tersangka di ketahui telah berpencar alat skimmer ke sebagian kota besar di Indonesia. Polisi juga menduga, ada tersangka lain yang ikut bekerjasama memasang alat skimming tersebut.