Kenaikan pornografi di internet dan perubahan keadaan lingkungan masyarakat dipandang adalah penyebabnya. Salah satu pemilik toko seks mengatakan internet mengalahkan usahanya, sementara Women's Equality Party (yang memperjuangkan kesetaraan gender) menyatakan upaya yang lebih serius perlu dilakukan untuk mengubah sikap atas bisnis seks.
Unit Data Berita Harian di England meminta informasi , berdasarkan Freedom of Information, kepada semua council yang bertanggung jawab atas pemberian izin bisnis seks, dan 281 council dari 327 memberikan jawaban tentang jumlah izin yang dikeluarkan.
Catherine Mayer, salah satu pendiri Women's Equality Party, mengatakan: "Bisnis hiburan seks didasarkan atas penyalahgunaan perempuan muda yang lemah."
Seorang pria yang sudah mempunyai toko majalah dan DVD porno lamanya 16 tahun mengalami penurunan bisnis karena pada hari baik, tokonya hanya melayani 3 sampai 4 orang pelanggan. Bray mengatakan sikap masyarakat kemungkinan memang berubah tetapi dia yakin masih ada yang menginginkan produknya.
"Internet membunuh bisnis saya. Beberapa tahun lalu bisnis masih bagus. Banyak laki-laki memasuki toko dengan menyembunyikan identitasnya karena mereka tidak ingin diketahui jati dirinya." kata Michael Bray, 70 tahun, yang tinggal di Huddersfield, Inggris tengah.
"Para pria masuk karena mereka tidak ingin istri mereka mengetahui kelakuannya, atau mereka tidak ingin menonton di komputer mereka di rumah karena mereka punya anak."
"Tetapi orang tetap akan selalu menonton porno," jelasnya.
"Bisnis besar tidak ingin membawa rekan ke klub telanjang karena mereka menyadari kemungkinan negatif terhadap nama baik mereka."
"Namun, kita masih perlu meningkatkan usaha untuk mengubah sikap umum yang memandang wanita sebagai komoditi. Dan council seharusnya mempertimbangkan kepatutan pemberian izin agar pria dapat berkuasa atas perempuan."