Lakukan Tips Supaya Foreplay Yang Tidak Membosankan - BERITA HARIANJAKARTA TERKINI

BERITA TERPERCAYA MASA KINI

Monday, February 19, 2018

Lakukan Tips Supaya Foreplay Yang Tidak Membosankan


SERBA SERBI TIPS - Ciuman dan sentuhan saja bisa membuat foreplay terasa membosankan.

Bukannya terangsang, gairah bercinta pasangan suami istri (pasutri) malah bisa hilang dalam sekejap.

Pakar seksologi Lindsey Doe mengatakan 9 dari 10 wanita menikmati foreplay yang bisa membuat

mereka mencapai orgasme. Baiknya, foreplay dilakukan minimal 13 menit sebelum penetrasi

dilakukan.

"Namun hanya berciuman, berpelukan atau memainkan payudara saja selama 13 menit bisa

membuat wanita bosan, yang membuat gairahnya drop, dan menjauhkan orgasme," tutur Doe,

dilansir dari berita MAXIM.

Doe mengatakan pasutri sebaiknya membicarakan masalah foreplay sebelum bercinta. Dengan

begitu, masing-masing pihak akan mengetahui apa saja yang membuat pasangannya terangsang, dan

hal apa yang membuatnya ilfil.

Jika masih sama-sama bingung, Doe mengatakan ada setidaknya 5 hal yang bisa dilakukan agar

foreplay tidak membosankan:

- Pijatan di area sensual selain membuat tubuh pasangan rileks, juga bisa membangkitkan gairahnya.

- Minta pasangan untuk membuka bajunya sendiri dengan seksi, alih-alih Anda yang melakukannya.

- Mandi bersama juga bisa jadi variasi foreplay unik, di mana Anda bisa saling menyabuni tubuh pasangan.

- Dansa, dengan iringan musik yang pas dan sentuhan kulit bisa merangsang gairah.

- Lakukan foreplay sejak pintu masuk rumah, dengan begitu saat mencapai tempat tidur penetrasi bisa langsung dilakukan.

Variasi foreplay bisa terdiri dari berbagai bentuk. Hal ini tergantung dari pilihan seksual masing-

masing setiap orang tersebut.

"Ada foreplaynya sederhana tapi dia sudah terangsang, ada yang foreplay pakai skenario, ada yang

berlaga umpama dia keluar layar pakai pakaian putri raja atau cleopatra. Nah itu satu adegan yang

merangsang fantasi, mungkin lebih lama," kata seorang lelaki yang juga mengajar di Fakultas

Kedokteran Universitas Tarumanegara itu.