SERBA SERBI TIPS - Kalangan banyak orang, parfum dianggap sebagai salah satu hal penting berguna untuk beda penampilan penampilan. Tapi, penggunaan parfum yang berlebihan justru bisa mengganggu. Lantas, seperti apa penggunaan parfum yang seharusnya?
Yang pertama, kata Marina Pryana, ahli parfum dari Rumah Fragrance Firmenich, bisa dimulai dengan pemilihan jenis parfum. Katanya, aroma lembut dan segar seperti bunga atau buah bisa menjadi pilihan.
Pilihan lainnya merupakan aroma tepung alias aroma seperti bedak. Contohnya adalah produk White Musk dari The Body Shop. "Supaya tidak berbau terlalu kuat, carilah parfum yang empuk," kata Marina seusai peluncuran kampanye "Dress for Love" oleh Royale Perfume Collection oleh So Klin di Jakarta, Rabu (14/02/2018) kemarin.
Terlepas dari jenis aroma, pengontrolan penggunaan parfum sehingga tidak berlebihan juga ditentukan dari jenis parfum yang digunakan. Eau de Parfume (EDP) adalah tipe yang paling kuat dengan dosis wangi 20 persen ke atas. Sedangkan Eau de Toilette (EDT) lebih ringan, dengan kandungan sekitar 8-12 persen wewangian.
"Jadi tergantung dosisnya, kalau menggunakan EDP jangan semprot banyak," katanya.
Kemudian, Eau de Collogne adalah yang paling ringan. Contohnya seperti wewangian atau collogne yang kita temukan dengan mudah di supermarket. Agar durasi parfum, Marina menyarankan untuk menerapkannya pada titik-titik tertentu, seperti di belakang telinga dan pergelangan tangan. Tak perlu digosok ke kulit, tapi cukup disemprotkan di ujung nadi.
Aplikasi parfum di kulit akan cenderung bertahan lebih lama dari pada pakaian. Untuk pakaian kontak lebih langsung dengan udara luar. Namun, memakai wangi tipe collogne juga tidak berarti Anda bisa menggunakannya sangat banyak. Oleskan pada titik-titik tertentu, agar keharumannya awet, dan bisa diaplikasikan setiap 3-5 jam.
"Eau de Collogne sedikit mengandung parfum, kita bisa menyemprotkan ke seluruh tubuh tapi tidak terlalu banyak sehingga enggak terlalu blenger," kata Marina.
