PERLU KAMU KETAHUI, APA YANG DI MAKSUD DEJA VU? - BERITA HARIANJAKARTA TERKINI

BERITA TERPERCAYA MASA KINI

Thursday, December 21, 2017

PERLU KAMU KETAHUI, APA YANG DI MAKSUD DEJA VU?



SERBA SERBI TIPS - Deja vu adalah suatu kejadian di mana Anda berada dalam situasi atau lingkungan yang sama sekali baru, tetapi rasanya pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Deja vu  berasal dari bahasa Perancis yang artinya sudah terlihat. Ahli psikologi How Stuff Works, 75 persen populasi manusia pernah mengalami hal ini dan yang paling sering dialami saat usia 15-25 tahun.

Dengan demikian, deja vu sangat sulit dijelaskan dan dipelajari karena pengalaman tersebut sulit untuk dilakukan di laboratorium. Para peneliti hanya dapat memberikan teori mengenainya. Pada 2006, para ilmuwan di Leeds Memory Group berpikir bahwa mereka berhasil menciptakan sensasi serupa di laboratorium. Mereka menggunakan hipnosis untuk menggerakkan bagian dari proses pengenalan otak.

Penelitian ini dilakukan pada penemuan ada 2 proses kunci terjadi di otak saat kita mengenali sesuatu atau seseorang yang akrab. Awalnya pikiran akan mencari tahu ingatan kita untuk melihat apakah pernah merasakan suatu kejadian, kemudian jika menemukan yang sesuai, sebuah area terpisah dari otak mengindentifikasinya sebagai sesuatu yang familiar.

Dalam deja vu, bagian kedua dari proses ini bisa dipicu secara tak sengaja. Untuk mengetahui hal ini, para peneliti merekrut 18 peserta untuk melihat 24 kata umum. Lalu, mereka dihipnosis untuk menganggap bahwa kata-kata yang berada dalam bingkai merah familiar, dan kata-kata dalam bingkai hijau tak ada dalam daftar asli. Setelah keluar dari hipnosis, para peserta diberi rangkaian kata dalam bingkai warna berbeda, termasuk yang tak ada dalam daftar asli.

Dari semua peserta, 10 orang berkata bahwa mereka merasakan sensasi aneh saat melihat kata baru dalam bingkai merah. Lima orang di antaranya bahkan menyebut perasaan itu seperti deja vu. Selain penjelasan di atas, para ilmuwan juga pernah menjelaskan bahwa deja vu adalah semacam gangguan sirkuit jangka panjang dan jangka pendek di otak. Artinya informasi baru dapat mengambil jalan pintas langsung ke ingatan jangka panjang.

Dengan kata lain, ini melompati mekanisme yang biasanya digunakan otak untuk menyimpan informasi. Jadi, rasanya kita mengalami sesuatu dari masa lalu. Deja vu juga bisa dikaitkan dengan korteks rhinal, yaitu area otak yang membuat kita merasa akrab. Sayangnya, belum diketahui bagaimana mengaktifkan area ini tanpa memicu area lain terkait memori.


Itulah mengapa sangat sulit untuk menentukan apa yang terasa akrab dengan deja vu. Sebab, rasa akrab itu biasanya samar, tidak spesifik pada obyek atau orang.Teori lain dari deja vu adalah bahwa perasaan ini diawali oleh kenangan palsu. Valerie F Reyna, seorang psikolog terkemuka tentang kenangan palsu mengatakan pendapatnya.

"Deja vu pasti terkait dengan dengan memori palsu dalam arti bahwa ini adalah jenis disasosiasi memori, yang membedakan realitas dari ingatan Anda. Ada berbagai macam pengalaman disasosiatif yang bisa terjadi. Terkadang Anda tidak dapat memastikannya, misalnya apakah Anda memimpikan sesuatu atau mengalaminya, apakah Anda melihatnya di film atau terjadi dalam kehidupan nyata." ungkap Reyna dilansir dari Science Alert, Sabtu (16/12/2017).

Untuk menemukan hal itu, O'Connor mempelajari otak 21 peserta. Peserta diminta melakukan serangkaian tes umum untuk memicu kenangan palsu.

Para peneliti memberi peserta daftar kata-kata yang terkait, seperti kasur, malam, tunda, dan tidur siang. Ketika peserta ditanya tentang kata demi kata, mereka cenderung memberi kata-kata yang terkait dengan apa yang telah mereka dengar, dalam hal ini tidur. Untuk mencoba menciptakan perasaan deja vu, para peneliti bertanya kepada peserta apakah mereka tahu kata yang diawali dengan huruf t. Peserta mengatakan mereka tidak tahu.

Tapi saat para peneliti bertanya tentang kata tidur, peserta ingat bahwa mereka mungkin pernah mendengarnya, tapi rasanya sama saja. Dalam penelitian ini, tim berharap bisa melihat area otak yang berhubungan dengan memori (hippocampus) yang terbakar. Sayangnya, itu tidak terjadi.

Para peneliti menemukan bahwa area yang terlibat dalam pengambilan keputusan aktif. Oleh karena itu, O'Connor berpikir bahwa daerah frontal otak bisa membalikkan ingatan kita. Daerah mengirimkan sinyal jika ada ketidakcocokan antara apa yang kita pikirkan telah dialami dengan apa adanya. Temuan tersebut kemudian dipresentasikan di International Memory Conference di Budapest.

"Area otak yang terkait dengan konflik ingatan, bukan kenangan palsu, nampaknya mendorong pengalaman deja vu," tulis O'Connor.

"Ini sejalan dengan gagasan deja vu kita, karena kesadaran akan ketidakcocokan sinyal memori telah membaik, deja vu menurun seiring bertambahnya usia, sedangkan kesalahan memori cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Jika ini bukan kesalahan, tapi Pencegahan error, "katanya.

PERLU KAMU KETAHUI, APA YANG DI MAKSUD DEJA VU?