PERISTIWA TERKINI - Darren Gavriel Agus Boling, anak 2 tahun meninggal dunia saat mendapat perawatan medis di RS Siloam Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 21 Desember 2017 sekitar pukul 20.07 Wita. Meninggalnya anak laki-laki yang bertempat tinggal di Kelurahan Fatululi, Kota Kupang ini menceritakan banyak ketidak wajaran bagi pihak keluarga. Para keluarga mengira, Darren meninggal karena diduga dokter salah diagnosis.
Daniel mengatakan, Darren menderita demam dan panas tinggi sejak Jumat, 15 Desember 2017, yang menurut dugaan mereka Darren diserang DBD atau demam berdarah . Selain panas tinggi, ada darah keluar dari hidung. Juga ketika diberi susu, Darren muntah bercak darah. Kenyataannya, dokter yang menangani Darren mangatakan tidak ada gejala demam berdarah dan menyarankan hanya dilakukan rawat jalan.
"Kami langsung bawa ke RS Siloam sore itu juga. Dari gejala kami orang biasa saja tahu jika itu gejala DBD, tetapi dokter mengatakan lain, sehingga kami kembali ke rumah," kata juru bicara keluarga, Daniel Boling kepada Berita Harian, Kamis, 21 Desember 2017.
Dia menceritakan, waktu dibawa ke RS Siloam, Darren langsung dimasukkan ke UGD dan diperiksa oleh dokter piket saat itu. Setelah hasil sampel darahnya keluar, dokter tersebut mangatakan jika tidak ada gejala DBD dan menyarankan hanya dilakukan rawat jalan.
"Kami diberikan surat kontrol kembali pada hari Senin. Kami diberi obat penurun panas dan atas saran dokter tersebut kamipun membawa pulang Darren." kata Daniel.
Saat keluarga bertanya soal adanya darah yang keluar melalui hidung dan muntah, dokter menjelaskan jika darah tersebut hanyalah mimisan biasa akibat panas tinggi. Tapi, waktu kembali ke rumah, keadaan Darren semakin lemah. Dengan sepakat para keluarga hari Minggu Darren kembali dilarikan ke RS Siloam.
Darren dimasukkan ke UGD dan dicek darah oleh seorang dokter bernama, Joseph. Tapi, keluarga dikagetkann oleh informasi dari dokter yang menjelaskan jika Darren positif DBD dan masuk fase kritis.
"Kami kaget karena tiba-tiba Darren dinyatakan positif DBD. Bahkan, saat itu dokter Joseph pernah bertanya kepada kami, mengapa baru dibawa ke rumah sakit dan kami menjelaskan kalau kami sudah pernah berobat tapi disuruh rawat jalan karena bukan DBD. Mendengar penjelasan dokter tersebut kami merasa sangat bingung, karena waktu itu baru hari Minggu, kan disuruh kontrol hari Senin. Katanya Darren semakin kritis dan sekitar pukul 20.07 Wita, pihak RS. Siloam menyatakan Darren sudah meninggal dunia." jelas Daniel.
Pihak keluarga berencana menyurati pihak RS Siloam untuk meminta penjelasan. Apapun usaha yang ditempuh keluarga, tidak akan mengembalikan Darren, tapi kejadian ini perlu dipublikasikan agar bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi para orangtua supaya tidak mengalami kejadian yang sama.
"Kalau tidak ada niat baik maka kami akan tempuh proses hukum. Memang sangat sakit kehilangan orang yang sangat dicintai, namun bagaimanapun kami tidak mau orang lain turut menjadi korban," kata Daniel.
sumber: Liputan6