Hasil Rapat Sekjen, Cawapres Jokowi Di bahas Setelah Pilkada 2018 - BERITA HARIANJAKARTA TERKINI

BERITA TERPERCAYA MASA KINI

Thursday, May 10, 2018

Hasil Rapat Sekjen, Cawapres Jokowi Di bahas Setelah Pilkada 2018

JAKARTA TERKINI - Sekretaris jenderal partai yang mendukung Presiden Joko Widodo bertemu di kantor Seskab Pramono Anung beberapa hari yang lalu. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa pembahasan calon wakil presiden untuk Presiden Joko Widodo dimulai setelah Pemilu Serial 2014.

"Kesepakatan pertemuan Sekretaris Jenderal itu akan kita bahas ini (wakil presiden Jokowi) secara intensif setelah hasil Pilkada karena setelah semua teman dari pihak lain berharap hasil pemilihan ini," kata PDI-P Erik Sotarduga di Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (10/05/2018).

Berdasarkan hasil survei Roda Tiga Konsultan, ada tiga karakter yang memiliki peluang menjadi wakil presiden Jokowi. Ketiga nama itu adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Partai Demokrat Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono dan mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.

Menurut Eriko, nama-nama yang muncul memiliki peluang yang sama. Namun tekadnya ada di tangan Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri dan tentu Presiden Jokowi sendiri.

"Tentu saja dia (Jokowi) telah mempertimbangkan banyak hal, kita serahkan semuanya kepada Ibu Megawati, ya, untuk membicarakannya dan jika kita berbicara jujur ​​kepada siapa pengguna akhir itu, siapa yang akan bersama-sama untuk mengatakan dwi yang adalah Pak Jokowi, dan tentu saja dia akan melihatnya sampai sejauh mana, "kata Eriko.

Sekretaris jenderal koalisi pemerintah bertemu di kantor Kepala Pramono Anung pada Senin (07/05/2018). Namun, sekretaris jenderal PAN Eddy Soeparno tidak datang.

Diantaranya, Arsul Sani (Sekretaris Jenderal PPP), Imam Anshori Saleh (Sekretaris Jenderal PKPI), Ahmad Rofiq (Sekretaris Jenderal Perindo, Abdul Kadir Karding (Sekretaris Jenderal PKB), Hasto Kristiyanto (Sekretaris Jenderal PDIP), Herry Lontung (Sekretaris Jenderal Hanura) , Johnny G Plate (Sekretaris Jenderal NasDem), King Juli Antoni (Sekretaris Jenderal PSI), dan Lodewijk Paulus ( Sekretaris Jenderal Golkar).