JAKARTA TERKINI - Ahli kebudayaan Betawi Ridwan Saidi bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk memberikan saran kepada Pemprov DKI mengenai sejarah dan asal-usul Jakarta. Pada kedatangannya, Ridwan juga membahas tentang film dokumentasi miliknya tentang Kota Jakarta melalui pemikiran Husni Thamrin. Sandiaga pun merespons baik mengenai film dokumentasi karya budayawan tersebut. Rencananya, film berjumlah 14 episode ini akan ditayangkan pada tahun depan.
Dengan begitu, Sandi belum bisa memastikan saluran mana yang akan disiarkan dokumentasi tersebut. Sandiaga memberi isyarat, film ini kemungkinan akan diputar di televisi dan di saluran berbagi video Youtube. Jakarta dulu bukan nama akrab di telinga. Batavia adalah nama yang diberikan oleh Belanda untuk nama kota yang kini menjadi ibu kota Indonesia. Nama Batavia dipakai sekitar tahun 1621 sampai 1942, ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan orang Jepang.
Waktu masa pimpinan Jepang, nama kota berubah menjadi Jakarta. Perubahan nama dilakukan sebagai bagian dari de-Nederlandalization. Nama Jakarta semakin populer. Seperti dikutip dari Perpustakaan Kepresidenan, peresmian nama Jakarta baru saja dilakukan pada 30 Desember 1949 oleh Menteri Penerangan, Arnold Mononutu. Sejak saat itu, nama Batavia telah hilang.
Peresmian nama Jakarta dilakukan oleh seorang pria bernama Arnold Isaac Zacharias Mononutu setelah Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Pertemuan rapat tersebut menghasilkan sebuah persetujuan yang membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Lalu, dengan Soedibjo Wirjowerdojo, diplomat koleganya, Arnold adalah orang pertama yang mengumumkan nama Batavia ke Jakarta. Soedibjo Wirjowerdojo mengumumkannya di Belanda.
