PERISTIWA TERKINI - Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Udin Hianggio belum memiliki rumah pribadi. Dia tinggal di rumah anak-anak dengan menantunya saat berada di Tarakan. Sementara di Tanjung Selor yang merupakan ibu kota Kaltara, dia dan istrinya Zulaeha Ma'ruf tinggal di rumah dinas. Hal itu disampaikan selesai merayakan ulang tahun ke 71 bersama keluarga di rumah anak pertamanya yang berada di Jalan Sumatera Kota Tarakan.
Udin sudah 27 tahun di Kaltara, 22 tahun menghabiskan nyawanya di Tarakan. Setelah pensiun dari PT Pelni, seorang pria kelahiran Gorontalo pada tanggal 28 Desember 1946, mulai naik pangkat politiknya. Bersama Partai Golkar sendiri pernah menjadi Ketua DPRD Tarakan selama 2 periode. Kemudian dia menjadi wali kota Tarakan untuk sementara, dan sekarang menjadi Wakil Gubernur Kaltara. Meski begitu, Udin mengaku pernah memiliki rumah pribadi di Makassar saat masih menjabat Kepala PELNI.
Namun rumah tersebut diberikan kepada anak ke 3 dan tinggal bersama suami serta anak-anaknya. Padahal anak ke 4 untuk saat ini menjadi anggota DPRD Tarakan juga tidak mempunyai rumah sendiri, sehingga terpaksa melakukan kontrak. Sesungguhnya sudah berusia 71 tahun, tapi Udin Hianggio tetap terlihat sehat dan masih segar.
Menyinggung rahasia agar tetap menjadi bugas diusia yang tidak muda lagi, Udin mengaku kuncinya adalah ketulusan dalam segala hal. Karena Udin telah berjanji bahwa dia menepati janjinya, dan dia tidak berharap untuk diusulkan oleh Irianto Lambrie untuk menemaninya sebagai gubernur Kaltara.
"Padahal saat itu, peluang saya masih bagus jika saya maju lagi sebagai Walikota Tarakan karena didukung oleh masyarakat tapi saya tetap hanya melakukan satu periode saja saya tidak berharap bisa diberikan wakil gubernur lagi, dan saya saat nominasi. Tinggal 4 hari lagi diminta oleh gubernur untuk menemaninya, dan saya bilang tolong pertimbangkan dulu sebelum memilih saya, "katanya.
Disebutkan, cita-cita yang tidak bisa diraih pada usia 71 tahun, dia mengakui bahwa saat ini para pemimpin di Indonesia lebih cenderung memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok. Oleh karena itu ia merindukan generasi penerus untuk memiliki komitmen untuk memperbaharui kehidupan bangsa.
"Setelah memasuki Tanjung Selor sebagai ibu kota provinsi ini, saya takjub melihat potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa, bagaimana kita mengelola kesejahteraan rakyat dan inilah yang saya rindukan, dan dalam kepemimpinan saya bersama Mr. Irianto semoga ada sesuatu yang posistif kita tinggalkan dan akan dikenang oleh generasi penerus kita, "mengakhirinya.