Menyatakan Kemerdekaan, Spanyol Bubarkan Parlemen Catalonia - BERITA HARIANJAKARTA TERKINI

BERITA TERPERCAYA MASA KINI

Friday, October 27, 2017

Menyatakan Kemerdekaan, Spanyol Bubarkan Parlemen Catalonia


PERISTIWA TERKINI Pemerintah Spanyol membubarkan Parlemen Catalonia pada Jumat 17 Oktober 2017, setelah lembaga legislatif itu menyatakan kemerdekaan sambil mengancam bahwa ketegangan bisa tumpah ke jalanan.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengatakan, Madrid juga akan memecat kepala polisi di kawasan itu dan menjadwalkan pemilu baru pada 21 Desember.

Konstitusi Spanyol memberikan wewenang darurat kepada Madrid untuk memecat kepemimpinan Catalonia dan meraih kendali sementara, demikian dikutip dari UPI pada Sabtu (28/10/2017).

Pernyataan kemerdekaan dilakukan Parlemen Catalonia setelah melakukan pemungutan suara yang mendukung kemerdekaan dengan perolehan 70 banding 10.

Legislasi yang dihasilkan, memerintahkan kawasan semi-otonom tersebut untuk memulai proses yang secara formal memisahkan diri dari Spanyol dan menyatakan diri sebagai republik.

Hasil pemungutan suara disambut gembira dalam parlemen, dilanjutkan dengan spontan menyanyi lagu"El Segadors" yang merupakan lagu kebangsaan Catalonia.

Para pendukung kemerdekaan berkerumun di jalanan untuk merayakan hasil pemungutan suara. Akan tetapi, setelah Madrid kemudian mengumumkan pembubaran Parlemen, kaum separatis berjanji melakukan unjuk rasa massal.

Para anggota dewan Spanyol di Madrid dan dewan Catalonia di Barcelona masing-masing menggelar rapat untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan dorongan kawasan untuk merdeka.

Dalam pidato 45 menit pada Jumat lalu, Rajoy meminta wewenang dari senat Madrid untuk menurunkan Carles Puigdemont dari jabatannya sebagai pemimpin Catalonia. Langkah itu dimungkinkan dalam Pasal 155.

Pasal tersebut juga bisa memecat semua anggota pemerintahan Catalonia di Barcelona dan melakukan pemilu baru dalam waktu 6 bulan.

Hanya beberapa menit setelah para anggota dewan di Barcelona mengajukan "Republik Catalonia sebagai negara merdeka dan berdaulat," senat Spanyol memberikan wewenang luar biasa untuk kepada Rajoy untuk mengambil kendali atas Catalonia.

Sekitar 90 persen pemberi suara memilih kemerdekaan melalui referendum 1 Oktober di Catalonia, tapi pemerintah regional belum mengambil langkah formal apa pun untuk memisahkan diri.

Madrid menganggap pemungutan suara itu ilegal dan beberapa pemimpin dunia telah menyatakan suara dukungan kepada Spanyol.

Puigdemont mengatakan bahwa referendum itu merupakan mandat untuk menyatakan kemerdekaan dan menjadi kesempatan bagi pemerintah Catalonia untuk menegosiasikan masa depan Catalonia.

Namun demikian, sang pemimpin belum sepenuhnya bergerak untuk memisahkan diri dari Spanyol. Pada Kamis lalu, ia menolak seruan untuk melakukan pemilu baru.

Dengan demikian, ia luput dari intervensi Madrid dan secara efektif telah meredakan peningkatan ketegangan politik.

Ia terus mendapat tekanan dari dua sisi. Beberapa pendukungnya bahkan telah secara terbuka memisahkan diri darinya berkaitan dengan urusan kemerdekaan ini.

Ketiadaan tindakan oleh Puigdemont telah memicu pengunduran diri seorang anggota kabinet Catalonia, Santi Villa, sebagai bentuk protes.