Gempa Berskala 4,4 SR tapi Berpengaruh Kencang di Kota Banjarnegara, Apa Sebabnya? - BERITA HARIANJAKARTA TERKINI

BERITA TERPERCAYA MASA KINI

Wednesday, April 18, 2018

Gempa Berskala 4,4 SR tapi Berpengaruh Kencang di Kota Banjarnegara, Apa Sebabnya?

PERISTIWA TERKINI - Gempa yang terjadi di tenggara Pekalongan atau Banjarnegara bagian utara mempunyai kekuatan 4,4 skala ritcher (SR). Relatif kecil untuk gempa bumi di Indonesia yang terletak di wilayah cincin api Pasifik. Tetapi, pengaruhnya sangat kuat, ratusan rumah dan bangunan lain rusak parah.

Akibatnya, ribuan orang mengungsi. Diataranya, 2 orang meninggal dan lusinan terluka dalam gempa di Banjarnegara, Jawa Tengah. Lebih jelasnya, ada alasan mengapa gempa berkekuatan 4,4 skala Richter berpengaruh sangat besar di Banjarnegara.

Masalah ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Banjarnegara, Setyo Aji menjelaskan, pengaruh gempa dipengaruhi dari beberapa hal, termasuk kekuatan dan jarak antara episentrum dengan daerah yang berpenduduk.

Jarak gempa sekitar 30 kilometer arah utara Kota, atau berdekatan dengan wilayah utara Kabupaten Banjarnegara, seperti Kecamatan Kalibening. Semakin dekat ke episentrum, semakin banyak kejutan akan terjadi.

Kabupaten Kalibening, Banjarnegara adalah daerah yang paling terkena dampak dalam peta guncangan gempa 4,2 SR ini. Di daerah itu, tiga desa yang paling terkena dampak adalah desa Kasinoman, Kertosari, dan Lorengan.

Guncangan berat di tiga desa, terutama di Kasinoman dan Kertosari juga dipengaruhi oleh gempa bumi dangkal. Diperkirakan bahwa episentrum hanya menggambarkan sekitar empat kilometer di bawah permukaan tanah, atau disebut sebagai gempa permukaan.

Peta peta goncangan BMKG menunjukkan, dampak gempa ini menyebabkan guncangan di I BMGG atau II MMI di wilayah Banjarnegara. Lokasi pusat gempa yang berada di daratan menunjukkan bahwa gempa terjadi aktivitas pada patahan lokal. Diketahui, Indonesia berada di atas pertemuan lempeng benua, yakni Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.

Karena kekuatan gempa yang kecil, dampaknya hanya dirasakan di daerah yang tidak terlalu luas. Hanya sebagian Banjarnegara yang merasakan gempa ini, terutama di sisi utara.

"Di luar Kabupaten Kalibening beberapa orang merasakan guncangan, tetapi dampaknya belum dilaporkan, sepertinya tidak berdampak," jelasnya.

Data sementara di Posko Tanggap Darurat Gempa Bumi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, pada Rabu malam, sebanyak 317 rumah rusak. Rinciannya, yakni di Desa Kertosari 62 unit, Kasinoman 217 unit, dan Desa Plorengan 37 unit.

Di 3 desa, 3 masjid atau masjid juga rusak, bangunan SMP Negeri 2 Kalibening juga rusak. Jumlah orang yang mengungsi perkiraan adalah 526 kepala keluarga dari 2.104 orang. Mereka tersebar di beberapa titik pengungsi di empat desa di Kecamatan Kalibening, yaitu Desa Kasinoman, Kertosari, Plorengan, dan Sidakangen.

"Kita coba membuka Posko Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Kalibening dan pemindahan pengungsi korban bencana ke titik aman," kata Kepala Bagian Darurat dan Logistik BPBD Banjarnegara, Agus Haryono, menjelaskan.

BPBD dan relawan juga terus mencatat jumlah korban dan pengungsi saat membangun dapur umum di 2 titik, yaitu di Kasinoman dan Sidakangen Village. BPBD juga mulai mengirim dukungan logistik, oaling utama makanan, mengamankan lokasi yang paling terkena dampak gempa, dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan relawan bersama.