PERISTIWA TERKINI - Sebuah toko roti di Makassar, Sulawesi Selatan, tidak menerima ucapan selamat Natal di kue yang dijualnya. Toko ini kemudian menjadi virus di media sosial. Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis mengatakan itu baik-baik saja. Kemungkinan yang penting adalah tidak ada saling pelecehan dan penghinaan terhadap agama lain.
Cholil mengatakan sikap itu bisa karena banyak alasan. "Namanya juga orang tidak mau, kemungkinan karena merasa tidak nyaman. Itu hak dia,"katanya. Cholil mengatakan MUI memang belum mengeluarkan fatwa berhubung pengucapan selamat Natal.
Sebab saat ini ada ulama yang masih memperbolehkan dan melarang masalah hal tersebut. Pengucapan Natal bisa dilakukan jika dirasa perlu,saling menghormati, dan tidak merusak ajaran agama masing-masing keyakinan.
"Ya toleransi dan tidak merusak masing-masing keyakinan. Masing-masing masih akidahnya tetap beriman kepada Allah. Hanya kita tenggang rasa, bukan berarti mengimani seperti iman mereka," lanjutnya.
Sebelumnya pernah viral di jejaring sosial. Hal itu berawal dari omongan salah seorang pelanggan yang memesan kue dan meminta ada ucapan Natal untuk keluarganya. Namun pihak Toko Kue Chocholicious menolak.
Berhubungan pemilik toko, Rafika, mengatakan penolakan itu sudah menjadi perjanjian perusahaannya pertama berdiri, banyak permintaan kue dengan ucapan hari Natal, tapi pihaknya meminta karyawanya untuk menjelaskan dengan baik dengan alasan hanya sebatas menjual kue dan tidak menerima ucapan Natal.
