JAKARTA TERKINI - Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) menjelaskan jumlah pengunjung mal selama liburan tahun baru 2017 dan 2018 kurang lebih meningkat sekitar 5 persen dibanding hari libur reguler. Pertambahan kunjungan tidak naik secara penting karena banyak masyarakat yang memilih berlibur ke luarkota.
Kemungkinan Stefanus, kenaikan jumlah pengunjung mal selama Natal dan Tahun Baru ini tidak terlalu penting karena orang memilih berlibur ke luar kota maupun ke luar negeri, termasuk warga Jakarta. Sementara itu, Ketua Dewan Pembina APPBI, Handaka Santosa pernah mengatakan, saat ini tren gaya hidup masyarakat atau pengunjung mal berpindah dari belanja barang-barang kepada makan dan minum atau kuliner.
CEO Sogo Department Store itu mengaku bahwa beberapa ritel atau tenant yang tutup telah mengurangi okupansi di pusat perbelanjaan, termasuk mal. Paling parah dirasakan oleh pusat perbelanjaan sekelas trade center, seperti Glodok, dan lainnya.
"Beberapa ritel ada yang tutup sehingga mengurangi presentasi okupansi di pusat perbelanjaan. Okupansi trade center turunnya paling tinggi karena ritel bukan membawa brand tapi general trader, sedangkan di mal lebih membawa merek sehingga bisa survive dan lebih ramai," kata Handaka.
Di beberapa mal, okupansi masih diatas 95persen, bahkan mendekati 100 persen. "Tapi di beberapa trade center kurang lebih mencapai 60 persen. Makanya kita harus berbenah mengubah rancangan toko yang memberikan pengalaman lebih kepada konsumen," Handaka mengakhiri.
